InfoSport, Keterharuan masyarakat Indonesia atas kemenangan Timnas Indonesia U-19 atas Vietnam, Minggu malam, juga dialami dan dirasakan sendiri oleh masyrakat Lubuk Nyiur Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
Kenapa tidak? Pelatih Indonesia Indra Sjafri adalah putra kelahiran Lubuk Nyiur. Mulai peluit diiup wasit maka di masyarakat seluruh Indonesia berdoa agar Timnas menang dari Vietnam di laga final Piala AFF U-19 tersebut.
Dan, doa serta kerja keras Garuda Muda Indonesia pun terwujudkan. Kemenangan pun diraih setelah dalam drama adu penalti berkesudahan 7-6, dan tetesan air mata kebahagiaan serta kebanggaan pun mengalir dan menyelimuti masyarakat Nagari Lubuk Nyiur Kecamatan Batang Kapas.
Di kampung itu, masyarakat yang menonton pertandingan final Timnas U-19 merasa haru dengan keberhasil Indonesia keluar sebagai juara AFF tahun 2013, setelah hampir 22 tahun tak pernah mengecap gelar juara lagi.
Ketua Pemuda Lubuk Nyiur, Syafran Tamsa bersama masyarakat Lubuk Nyiur yang mengadakan Nonton Bareng di kedai mengatakan, kami setelah shalat magrib, lah duduk dimuko tivi, untuak maliek pertandingan final bola, kami kasadonyo badoa sabalum pertandingan dimulai karano pertandingan sakali ko merupokan pertandingan penentuan.
Semua warga Lubuk Nyiur, tempat kelahiran In, panggilan akrab Indra Syafri, saat final berkumpul dan mengadakan nonton bareng di warung untuk menyaksikan keahlian strategi In di pertandingan final.
Semua masyarakat yang ikut menonton bareng nampak juga ketegangan menyelimuti wajah mereka. “Kami semuanya tegang menyaksikan pertandingan yang melelahkan itu, apalagi setelah Indonesia tertinggal dalam adu finalti, keresahan di hati kami melihat sang peIatih Indra Sjafri juga kelihatan ditegang ketika muncul dilayar TV, “ katannya.
Rasa syukur terucap oleh semua masyarakat Nagari Lubuk Nyiur setelah tim asuhan Indra Sjafri menyelesaikan pertandingan dengan optimal, karena tidak mengira sama sekali bahwa pemuda yang dilahirkan jauh di pelosok kampung akan mampu mengantarkan Indonesia jadi juara yang sudah lama dinantikan oleh seluruh penduduk di Nusantara ini, ucapnya terharu.
"Kami yang menonton tak sanggup membendung air mata karena haru, kami bersyukur atas keberhasilan Timnas Indonesia ini, “ kata Syafran Tamsa.
Lanjut Syafran, "In panggilan akrabnya setiap tahun atau lebaran ia selalu pulang Kampung, dan bermain bola dengan pemuda Lubuk Nyiur. Tidak itu saja, bola kaki selalu dibawa untuk hadiah lebaran bagi pemuda Lubuk Nyiur."
In, tidak sungkan-sungkan memberikan Ilmunya kepada pemuda Lubuk Nyiur, dan sebelum menjadi pelatih Timnas U-19, Indra sering memberi motivasi kepada pemuda Lubuk Nyiur, ujar Syafran, mengakhiri.
Kenapa tidak? Pelatih Indonesia Indra Sjafri adalah putra kelahiran Lubuk Nyiur. Mulai peluit diiup wasit maka di masyarakat seluruh Indonesia berdoa agar Timnas menang dari Vietnam di laga final Piala AFF U-19 tersebut.
Dan, doa serta kerja keras Garuda Muda Indonesia pun terwujudkan. Kemenangan pun diraih setelah dalam drama adu penalti berkesudahan 7-6, dan tetesan air mata kebahagiaan serta kebanggaan pun mengalir dan menyelimuti masyarakat Nagari Lubuk Nyiur Kecamatan Batang Kapas.
Di kampung itu, masyarakat yang menonton pertandingan final Timnas U-19 merasa haru dengan keberhasil Indonesia keluar sebagai juara AFF tahun 2013, setelah hampir 22 tahun tak pernah mengecap gelar juara lagi.
Ketua Pemuda Lubuk Nyiur, Syafran Tamsa bersama masyarakat Lubuk Nyiur yang mengadakan Nonton Bareng di kedai mengatakan, kami setelah shalat magrib, lah duduk dimuko tivi, untuak maliek pertandingan final bola, kami kasadonyo badoa sabalum pertandingan dimulai karano pertandingan sakali ko merupokan pertandingan penentuan.
Semua warga Lubuk Nyiur, tempat kelahiran In, panggilan akrab Indra Syafri, saat final berkumpul dan mengadakan nonton bareng di warung untuk menyaksikan keahlian strategi In di pertandingan final.
Semua masyarakat yang ikut menonton bareng nampak juga ketegangan menyelimuti wajah mereka. “Kami semuanya tegang menyaksikan pertandingan yang melelahkan itu, apalagi setelah Indonesia tertinggal dalam adu finalti, keresahan di hati kami melihat sang peIatih Indra Sjafri juga kelihatan ditegang ketika muncul dilayar TV, “ katannya.
Rasa syukur terucap oleh semua masyarakat Nagari Lubuk Nyiur setelah tim asuhan Indra Sjafri menyelesaikan pertandingan dengan optimal, karena tidak mengira sama sekali bahwa pemuda yang dilahirkan jauh di pelosok kampung akan mampu mengantarkan Indonesia jadi juara yang sudah lama dinantikan oleh seluruh penduduk di Nusantara ini, ucapnya terharu.
"Kami yang menonton tak sanggup membendung air mata karena haru, kami bersyukur atas keberhasilan Timnas Indonesia ini, “ kata Syafran Tamsa.
Lanjut Syafran, "In panggilan akrabnya setiap tahun atau lebaran ia selalu pulang Kampung, dan bermain bola dengan pemuda Lubuk Nyiur. Tidak itu saja, bola kaki selalu dibawa untuk hadiah lebaran bagi pemuda Lubuk Nyiur."
In, tidak sungkan-sungkan memberikan Ilmunya kepada pemuda Lubuk Nyiur, dan sebelum menjadi pelatih Timnas U-19, Indra sering memberi motivasi kepada pemuda Lubuk Nyiur, ujar Syafran, mengakhiri.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar